Biasanya memeriksa penyakit tuberculosis (TBC) adalah dengan
metode pemeriksaan dahak sebanyak 3 kali atau disebut juga
SPS(sewaktu-Pagi-Sewaktu) . Tapi metode ini di anggap tidak efisien , dan Tim
peneliti asal AS menciptakan metode diagnosis baru yang lebih simple dan cepat
dengan memanfaatkan nafas sang pasien .
Bagaimana caranya ? Simak Beritanya di bawah dikutip dari DetikHealth .
Metode Baru Mendiagnosis Penyakit TBC (sumber gambar : google image) |
Tes sederhana ini diklaim dapat mendiagnosis infeksi
paru-paru misalnya TBC dalam waktu beberapa menit, bukan lagi berminggu-minggu
seperti halnya dengan metode diagnosis biasa.
Dengan menggunakan tikus sebagai bahan percobaan, diketahui
tes ini dapat mengidentifikasi jejak berbagai tipe dan strain bakteri yang ada
di dalam paru-paru hanya dengan mengetes nafas tikus.
"Metode tradisional yang dimanfaatkan untuk
mendiagnosis infeksi akibat bakteri pada paru-paru biasanya membutuhkan
sejumlah sampel bakteri. Nantinya bakteri ini akan ditumbuhkan lalu diisolasi
untuk kemudian diuji secara biokimia agar dapat diklasifikasikan serta dilihat
seberapa besar resistensinya terhadap antibiotik," terang Dr Jane Hill,
salah satu peneliti dari University of Vermont.
"Padahal perlu waktu hingga berhari-hari atau
berminggu-minggu agar dapat mengetahui apakah sampel bakteri yang ditemukan itu
merupakan agen kausatif dari TBC. Namun analisis nafas ini akan mengurangi
keseluruhan waktu diagnosisnya menjadi beberapa menit saja," tambahnya
seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (13/1/2013).
Secara khusus, peneliti menganalisis volatile organic
compound (VOC) yang ada pada dua jenis bakteri yang dapat menginfeksi paru-paru
yaitu Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Kemudian tikus yang
terpapar salah satu dari bakteri ini diambil sampel nafasnya setelah kurun
waktu 24 jam.
Hasilnya, terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara
profil nafas tikus yang terinfeksi dengan tikus yang tidak terinfeksi kedua
bakteri. Tapi dari situ peneliti dapat menunjukkan bahwa tes ini tak hanya bisa
memberi informasi tentang spesies bakteri yang ada di paru-paru tapi juga
mengidentifikasi dua strain bakteri yang berbeda.
"Bahkan saya menduga kita juga bisa membedakan antara
infeksi akibat bakteri, virus maupun jamur pada paru-paru dengan tes ini. Tapi
untuk mencapai target itu sekarang kami berkolaborasi dengan rekan-rekan
peneliti untuk mengambil sampel pasien, terutama untuk menunjukkan kelebihan
maupun kekurangan dari analisis nafas secara lebih komprehensif," pungkas
Dr. Hill. (sumber : Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar