Langit dan Awan
Fajar menampakkan dirinya kembali, dan disini, di atas loteng rumah ku, ku
teriaki langit yang sepi tanpa awan
Hey, Langit kemana awan pagi ini ? awan yang ku tahu selalu bersama langit.
awan yang selalu menutupi mu agar tak terlihat telanjang, seperti baju yang
kupakai sekarang.
Langit yang begitu indah dengan lilitan awan yang putih, bersih . nyaris tak
bernoda.
Namun, Maafkan aku langit, karena aku mengejek mu pagi ini, aku sebenarnya
merasa sedih ketika melihat mu tanpa awan,
kau langit, terlihat hampa dan sepi tanpa awan, paling tidak itu yang aku
lihat darimu ketika awan tak bersama mu.
Tidak kah kau merasakan hal yang sama dengan ku langit ? Rasa yang kita
rasakan bersama ketika kita di tinggal oleh pasangan kita ? kau dengan awan
dan aku dengan dia.
Sekali lagi maafkan aku langit, aku tak bermaksud menertawakan mu, aku hanya
ingin tau, mengapa kau begitu setia bersama awan, awan yang bersifat ganda,
disatu sisi awan menjadi sangat indah bersama mu, dengan bentuk yang kadang
membuat ku takjub, dan disisi lain awan bisa menjadi buruk rupa, dengan
petir ia menjelma menjadi gelap.
Kau tahu langit, aku tak suka awan ketika menjadi gelap, lalu menurunkan hujan.
Langit, aku ingin kau mengajari ku bagaimana kau bisa mencintai awan dengan
tulus, walau awan dengan mudahnya tertiup angin lalu perlahan meninggalkan mu.
Langit, sekali lagi aku bertanya, apakah benar kata orang bahwa mencintai
tak selalu memiliki ?
Langit, disini, aku menunggu jawaban darimu.
Biodata penulis
Nama : Muhammad Asriadi Ttl : Pinrang,01-01-1993
Link : https://twitter.com/WajahKehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar